LAPORAN
HASIL
OBSERVASI ANAK DI PAUD
MATA
KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI PAUD
2013/2014
DI
SUSUN OLEH:
NAMA:
SITI AISYAH
NIM:
1205125108
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
BAB I
A. Latar
belakang
Anak
sebagai generasi unggul pada dasarnya tidak akan tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya. Mereka sungguh memerlukan lingkungan subur yang khusus diciptakan
untuk itu. Lingkungan yang kondusif tersebut akan memungkinkan anak untuk
berkembang secara optimal. Dalam hal ini perana orang tua amatlah penting.
Sebagai
bagian dari kecerdasan emosi juga penting untuk di kembangkan pada anak sejak
dini. Para ahli sering mengatakan bahwa banyak generasi sekarang yang cenderung
mulai mengalami gangguan emosional, seperti mudah marah, mudah cemas,mudah
merasa kesepian, pemurung mudah frustasi mudah bertindak agresif ,kurang
menghargai sopan santun dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena kecerdasan
emosi sering di lupakan upaya pengembangan pada anak-anak.
Permasalahan
yang dihadapi anak dapat dilihat melalui tingkah laku anak pada saat mengikuti
proses pembelajaran di kelas atau pada saat bermain anak. Berbagai factor yang
menyebabkan permasalahan perkembangan anak tidak hanya menghambat perkembangan
emosi dan sosialnya, akan tetapi juga menghambat perkembangan
fisik,intelektual,kognitif,dan bahasanya. Oleh karena itu dalam menangani
permasalahan anak tidak bisa hanya menyelesaikan satu aspek perkembanganya saja.
Akan tetapi setiappermasalahan anak harus di analisis latar belakangnya atau
penyebab dan di tangani secara menyeluruh yang mempertimbangkan aspek
biologis,social emosionalnya, dan aspek kognitifnya.
B.
Rumusan masalah
ü Frekuensi
perilaku menyimpangyang tampak, maksudnya seberapa banyak perilaku yang
menimbulkan masalah, misalnya anak selalu marah jika keinginanya tidak
terpenuhui atau slalu ingin di perhatikan dengan membuat ulah yang akan membuat
temanya menangis
ü Intensitas
perilaku maksudnya tingkat kedalaman perilaku anak yang bermasalah. Misalnya
rentang perhatian anak untuk berkonsentrasi sangat pendek, anak mudah beralih
perhatiannya baik dalam belajar maupun
bermain.
Bab
II
Dasar
teori
Erik Erikson dilahirkan di
Frankfurt, Jerman pada tahun 1902. Ia besar di Kalshure. Awalnya ia ingin
menjadi artis dan belajar mengenai seni,ia diminta untuk mengajar seni pada
sekelompok anak Amerika Serikat yang datang ke Wina untuk mengikuti pelatihan
Freudian.pertemuan dengan aliran Freudian yang tanpa sengaja inilah yang
akhirnya membawa Erikson dalam tahap kehidupan yang amat berbeda dari
sebelumnya, yaitu menjadi seorang psikoanalis. Erikson mendapat pelatihan dari
Anna Freud,Heinz Hartmann,Ernest Kris,Helen Deustsch,dan bahkansigmund freud
sendiri. Pada tahun 1933 karena ada ancaman dari para fasis, erikson pindah ke
Amerika serikat. Ia menjadi analis anak pertama di boston dan mendapat posisi
di Harvard Medical school. Kemudian, ia juga mendapatkan posisi di beberapa
universitas terkemuka, antara lain Yale, Berkeley, dan Menninger Foundation.
Luasnya kiprah Erikson, dari dunia praktik klinis sampai ceramah-ceramah
ilmiah, amat membuka wawasannya. Ia mempelajari krisis yang terjadi pada
tentara Amerika serikat yang dikirim ke perang dunia II, meneliti banyak anak
moral dan bermasalah, remaja normal dan bermasalah remaja normal dan bermasalah
sampai tingkah laku social di india. Ia juga banyak menerbitkan buku-buku dan
tulisan. Beberapa yang amat terkenal adalah Childhood and society (1950) dan identity
youth and Cresis (1968). Karya-karyanya
inilah yang membuatnya pergeseran besar dalam psikoanalisis menuju pendekatan
social.
Menurut
Erikson, perkembangan psikososial individu tidak terlepas dari budaya.
1. Walaupun
tiap anak melewati tahap perkembangan psikososial yang sama tiap budaya
mempunyai cara tersendiri untuk mengarahkan dan menguatkan tingkah laku anak
pada tiap tahapannya. Misalnya suku tertentu yang sudah mengajarkan anak
laki-laki berburu pada usia muda.
2. Budaya
bisa berubah seiring dengan waktu dan adanya kemajuan
tegnologi,pendidikan,urbanisasi,dan perkembangan lainyang membuat budaya harus
berubah dan beradaptasi sesuai dengan lin gkungan masyarakat dan kebutuhannya.
Menurut
psikologi, terdapat beberapa rumusan marah, diantaranya : marah yaitu perubahan
dalam diri atau emosi yang dibawa oleh kekuatan dan rasa dendam demi
menghilangkan gemuruh di dalam dada, hingga mereka berkata dalam definisinya
kemarahan yang teamat sangat. Ada beberapa pengertian marah yang diutarakan
pakar misalnya :
Menurut
Muhammad Utsman Najati, marah adalah emosi alamiah yang akan timbul manakala
pemuasan salah satu motif dasar mengalami kendala. Apabila ada kendala yang
menghalangi manusia atau hewan untuk meraih tujuan tertentu dalam upaya
memuaskan salah satu motif dasarnya maka ia akan marah dan berontak dan melawan
kendala tersebut. Ia juga akan berjuang untuk mengatasi dan menyingkirkan
kendala tersebut hingga ia bisa mencaoai tujuan dan pemuasan motifnya.
Menurut
C.P.Chaplin Anger (marah,murka,berang) adalah reaksi emosional akut ditimbulkan
oleh sejumlah situasi yang merangsang termasuk ancaman agresi lahiriah,
pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan atau frustasi dan dicirikan oleh
reaksi kuat pada system syaraf otonomik khususnya oleh reaksi darurat pada
bagian simpatetik.
Dari
beberapa pengertian marah tersebut dapat di simpulkan bahwa marah adalah
gejolak emosi yang di ungkapkan dengan perbuatan atau ekspresi untuk memperoleh
kepuasan. Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang menyebabkan
gagalnya suatu usaha atau perbuatan. Sesungguhnya amarah adalah sifat bahkan
bisa dikatakan sebagai perasaan yang penting bagi manusia karena ia dapat
membangkitkan gelora perjuangan juga semangat pengorbanan dalam membela
kebenaranmenegakan keadilan dan meraih kemenangan. Pentingnya sifat ini misalnya
dalam semangat perjuangan membela aqidah dan keimanan memelihara jiwa raga
harta dan kehormatan. Oleh karenanya barang siapa yang kehilangan sifat ini
maka ia akan menjadi bahan hinaan ejekan bahkan pelecehan diantara sesamanya.
BAB
III
PEMBAHASAN
1. Analisi
Nama :
Azmi Fath El-Ghifari
TTL :
Samarinda, 13 April 2008
Sekolah :
RA.IBADURRAHMAN
Nama Ayah :
Ahmad Muhaimin
Nama Ibu :
Miftahul Jannah
Alamat
: Jln.KH.Tsani Karim LIII Blok
C kec.Tenggarong Seberang kab. Kutaikertanegara.
Pekerjaan
ayah : Karyawan Perusahaan
Pekerjaan
Ibu : Pegawai Bank
Anak
Ke : 2 dari 3 Saudara
2. Sintesis
Azmi selalu
mengeluarkan emosinya jika ia tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia pun tidak segan-segan untuk
menyakiti teman atau pun guru bahkan orang tua dan saudaranya sendiri pun dapat
ia sakiti bila keinginanya tersebut belum terpenuhi. Luapan amarahnya itu slalu
timbul jika ia merasakan terancam dan merasa tidak di perhatikan,ia pun tidak
akan menyelesaikan tugas sekolahnya dengan baik di sekolah karena dia tidak
dapat focus dengan satu hal. Setelah kami mengamati perilaku anak ini kami pun
bertanya kepada ibu gurunya. Anak ini akan berhenti dari amukannya jika ia
telah di beri uang. Selalu dengan ada imbalan bila ia berhenti dalam amukanya
tersebut.
3. Diagnosis
Jika kita lihat dari contoh diatas kita dapat
menemukan penyebab utama yaitu :
ü Anak
butuh perhatian, anak dihadapkan pada kenyataan bahwa kedua orang tuanya
bekerja. Selam orang tua bekerja ia diasuh oleh pengasuhnya. Setiap hari anak
hanya dpat bertemu dengan orang tuanya pada pagi dan sore hari. Mereka baru
berkumpul bersama pada saat akhir pecan, sementara anak membutuhkan perhatian
yang lebih dari itu.
ü Anak
ini dapat saja cemburu pada saudaranya karena ia tidak ingin perhatian dan
kasih sayang orang tuanya habis terbagi dengan saudara-saudaranya yang lain.
ü Tidak
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan.
4.
Prognosis
ü Langkah
awal yang harus orang tua lakukan dalam menghadapi anak yang butuh perhatian
yaitu
ü Bersikap
tenang ,jangan terburu-buru atau panic dengan berusaha memenuhi keinginan anak ketika
ia sedang marah Karena keinginannya tidak di penuhi. Namun menuruti keinginan
anak setiap kali ia marah akan memberikan dampak buruk karena anak belajar dari
pengalaman. Kemungkinan besar,ia akan mengulangi perilaku yang sama untuk
mendapatkan perhatian.
ü Gunakan
kalimat positif, hindari menggunakan kata “ tidak” atau “jangan” kepada anak
yang akan menyebabkan dia menjadi reaktif. Selain itu kita juga harus mengatur
nada suara pada saat berbicara pada anak.jangan berteriak gunakan suara tenang
tetapi jelas ( tidak bernada marah)
ü Ajarka
anak untuk belajar bersabar,anak perlu diberikan pengertian bahwa untuk
mendapatkan sesuatu perlu waktu dan usaha. Berilah semangat padanya untuk
bersikap sabar dalam menghadapi persoalan apapun dan beri pujian bila ia mampu lebih
bersabar.
ü Berikan
time out pada anak dan anda sendiri
ü Jika
merasa kesal dan takut kehilangan control, berikan time out pada anda dan anak
untuk menenangkan diri.time out di lakukan dengan membiarkan anak di suatu
ruangan yang tenang. Gunskan kalimat positf, misalnya “tenangkan dirimu dulu
sampao kamu merasa lebih baik”. Jangan mengatakan “ masuk kamar sekarang dan
jangan keluar sampai kamu memperbaiki tingkah lakumu”. Time out sangat berguna
bagi anak yang berusia 3-5 tahun karena anak mulai dapat diajak bekerja sama
untuk mengungkapkan perasaan marahnya.
ü Doronglah
anak untuk mengungkapkan penyebab kemarahannya. Berikan pertanyaan yang dapat
memancing nya untuk mengungkapkan perasaannya.
ü Dorong
anak untuk selalu menceritakan pengalaman-pengalaman barunya baik di sekolah
maupun dengan teman-teman barunya.
5.
Tretment
Selalu
mengawasi perkembangan anak dan selalu memberikan masukan-masukan bahwa hal
yang sedang ia lakukan itu adalah perbuatan yang tidak semestinya di lakukan
karna perbuatan itu tidak baik untuk dilakukan dan bukan contoh yang baik untuk
teman-teman di kelas mereka atau di teman di lingkungan rumahnya.
Menggunakan
saat-saat emosional sebagai saat untuk mendengarkan anak berempati dengan
kata-kata menyejukan, menolong anak member nama emosi yang sedang mereka rasakan,
menentukan batas-batas dan mengajarkan ungkapan-ungkapan yang dapat diterima
dan mengajarkan anak untuk terampil
dalam menyelesaikan masalah.
BAB
IV
KESIMPULAN
Anak usia taman
kanak-kanak sudah mulai banyak bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya. Oleh
karena itu permasalahan yang di hadapi oleh anak usia dini /taman kanak-kanak sebaiknya
ditangani seawall mungkin agar tidak mengganggu perkembangan anak pada tahap
selanjutnya. Proses bimbingan atau arahan pada anak usia dini mengalami masalah
bisa menjadi pengalaman yang berharga bagi anak untuk mnejalani kehidupan
selanjutnya. Permasalahan anak usia dini yang di sebabkan factor internal dan
eksternal membutuhkan kerjasama semua pihak dalam menyelesaikannya.
Permasalahan anak tidak hanya penjadi tanggung jawab seorang guru disekolah
saja tetapi juga harus ada kerja sama dengan orang tua dan masyarakat. Dengan
adanya penanganan sedini mungkin diharapkan permasalahan anak tersebut tidak
akan menghambat perkembangan pada tahapan kehidupan lebih lanjut.
SARAN
Saya sadari bahwa observasi ini jauh dari kata-kata
sempurna dan saya mengakui masih banyak kekurangan-kekurangan di dalamnya, tetapi
semoga ini dapat bermanfaat dalam kehidupan kita. Amin
Daftar
Pustaka
1. Dra.
Rosmala Dewi, M.P.d Berbagai masalah anak
taman kanak-kanak. Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikti. Jakarta
2005
2. Dr.
Martini Jamaris, M.Sc Ed. Perkembangan
dan pengembangan anak usia taman
kanak-kanak Program PAUD PPS UNJ. Jakarta 2005
3. Mulyadi,
Dr. Seto, Hasil Wawancara, Juli 2004
4. Wyckoff,
Ph. D.Jerry & Barbara C. Unell, Discipline
without Shouting and Spanking,
Meadow Brook Press,2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar