Minggu, 15 Desember 2013

Makalah Karakteristik dan Penanganan Anak Hiperaktif

MAKALAH KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF
MATA KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING DI PAUD
TAHUN PEMBELAJARAN 2013






DISUSUN OLEH :
NINA WAHYUNI
1205125094
DOSEN PEMBIMBING : RAHMAN S.Pd, M.Pd

   
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA










 

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Karakteristik dan Penanganan Anak Hiperaktif".

Dalam makalah ini tersusun atas analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, dan treatment yang dapat diberikan untuk anak yang memiliki kepribadian hiperaktif.


Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah "Karakteristik dan Penanganan Anak Hiperaktif " ini bermanfaat bagi kita semua.















Samarinda, 10 Desember 2013


                                    Nina Wahyuni

































BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Perilaku siswa-siswi usia sekolah TK saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah anak-anak yang sangat sulit di atur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak memperhatikan pelajaran di kelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami gangguan dalam perkembangannya yaitu gangguan hiperkinetik yang secara luas di masyarakat disebut sebagai anak hiperaktif.
            Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaraan guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa maksimal. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak yang hiperaktif tersebut supaya mereka dapat memaksimalkan potensi diri dan meningkatkan prestasinya.

B.     Rumusan Masalah
-          Apa pengertian anak hiperaktif ?
-          Bagaimana ciri-ciri anak hiperaktif ?
-          Apa faktor penyebab anak hiperaktif ?
-          Bagaimana penanganan anak hiperaktif ?

C.    Tujuan Penulisan
-          Mengetahui pengertian anak hiperaktif
-          Mengetahui ciri-ciri anak hiperaktif
-          Mengetahui faktor penyebab anak hiperaktif
-          Mengetahui penanganan yang tepat untuk anak hiperaktif









BAB II
DASAR TEORI

A.    Pengertian Hiperaktif
            Kata hiperaktif digunakan untuk menyatakan suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukan sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian impulsif (semaunya). Anak-anak yang hiperaktif selalu bergerak. Mereka tidak mau diam bahkan dalam situasi-situasi tertentu, misalnya ketika sedang mengikuti pelajaran di kelas yangmenuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang umumnya disukai anak-anak lain seusia mereka, sebentar-sebentar mereka bergerak untuk beralih dari permainan atau mainan satu ke yang lain.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik.             Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome.
Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsive. 
Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. Sani Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.













B.     Ciri-Ciri Anak Hiperaktif
1. Tidak ada perhatian
Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidakmampuan berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Dan sering tidak mendengarkan perkataan orang lain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.
3. Impulsif
Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaannya, bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
4. Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang, pembangkang atau tidak mau mengikuti peraturan.
Misalnya, penderita akan marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-coret atau naik-turun tak mau berhenti. Dan penolakannya juga bisa dalam bentuk cuek.
 5. Destruktif
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi.
Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi.
Terhadap barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.
6. Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.
7. Tidak sabar dan usil
Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun  seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak melakukan hal seperti itu.

C.    Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak

Beberapa hal yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif ialah :
 Kondisi saat hamil & persalinan. Misalnya keracunan pada akhir kehamilan (ditandai dengan tingginya tekanan darah, pembengkakan kaki & ekskresi protein melalui urin), cedera pada otak akibat komplikasi persalinan.
 Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.
        Tingkat keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak. Hal ini ditandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar dan perilaku hiperaktif. Polusi timbal berasal dari industri peleburan baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang tua. Obat untuk mengeluarkan timbal dari dalam tubuh hanya diberikan dibawah pengawasan dokter bagi anak kadar timbalnya sudah sangat tinggi, karena obat tersebut mempunyai efek samping.
        Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak terkendali & perkembangan bahasanya yang lamban. Segeralah hubungi dokter THT jika anak menunjukkan ciri berikut : perkembangan bahasa yang lambat, lebih banyak memperhatikan mimik lawan bicara & lebih banyak berreaksi terhadap perubahan mimik & isyarat.
        Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar. Meskipun jarang, hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi penyebab hiperaktivitas. Contoh kasus, orang tua yang bersikap sangat tegas menyuruh anak berdiri 15 menit di pojok ruangan untuk mengatasi ketidakdisiplinannya. Tapi setelah 15 menit berlalu, maka anak malah mempunyai energi berlebih yang siap meledak dengan akibat lebih negatif dibanding kesalahan sebelumnya.














BAB III
PEMBAHASAN

A.    Analisis

-Identitas Anak
Nama Lengkap           : Naura Asyifa
Nama Panggilan         : Naura
Tanggal Lahir              : Penajam, 25 Juli 2007
Umur                          : 6 tahun
Sekolah                       : TK Negeri Pembina Penajam
Kelas                           : B
Hobi                            : Menari, bermain sepeda, jalan-jalan

Naura adalah anak yang cantik, dan lucu. Dia adalah anak pertama dari 2 bersaudara, dia memiliki adik yang baru berusia 4 bulan. Naura memiliki sifat yang periang, sangat aktif dibandingkan dengan temannya yang lain, sangat lincah, tidak mau diam, suka berbicara, memiliki banyak teman, jika duduk sering menggerak-gerakkan tangan atau kakinya (tidak mau diam) . Naura ketika dirumah sangat suka bermain dengan ibu dan ayahnya sampai-sampai terkadang orang tuanya kewalahan menemani atau mengawasi Naura saat bermain, karena dia memiliki energi yang besar untuk terus bergerak dan  bermain.
Naura sangat suka mencoret-coret dinding rumahnya, buku-buku dan majalah tidak peduli buku atau majalah itu milik orang lain, Jika dilarang mencoret-coret dia akan mengacuhkan perintah tersebut. Naura juga tidak sabar ketika dia menginginkan sesuatu, dia tidak suka menunggu. Naura juga tipe anak yang tidak suka diatur. Tetapi dia suka mengatur teman-temannya. Dan ketika disekolah Naura tidak betah duduk lama dibangku dia suka berjalan disekitar ruangan kelas dan melakukan aktifitas lainnya. Naura juga susah berkonsentrasi pada satu hal, karena dia mudah merasa bosan dan mencari aktifitas lain (terus bergerak). Namun naura sangat menonjol dalam bidang yang menuntut kemapuan fisik misalnya senam dan menari.

B.     Sintesis
Menurut analisis yang ada, saya menyimpulkan bahwa Naura adalah anak yang hiperaktif dan bertindak sesukanya. Terlihat dari aktifitas sehari-harinya yang tidak bisa diam duduk tenang dan manis, baik di lingkungan rumah atau sekolahnya. Sikapnya yang tidak mau diatur tapi suka mengatur temannya menunjukkan bakat kepemimpinannya. Naura bertindak sesuai dengan apa yang dia tahu dan apa yang dia mau sehingga dia sering mengacuhkan atau mengabaikan perkataan orang lain. Naura juga orang yang berkeinginan kuat.
C.    Diagnosis
Menurut pengumpulan data dan kesimpulan yang telah saya sampaikan, penyebab utama Naura bertingkah hiperaktif karena dia ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang tuanya, karena dia merasa cemburu dengan adiknya yang masih berumur 4 bulan yang mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dia. Sehingga mungkin menyebabkan dia tidak mau diam dan berusaha agar orang tuanya memperhatikan dia sama seperti adiknya yang masih kecil.
Faktor lainnya yaitu kurang disiplin dan pengawasan, maksudnya anak yang kurang disiplin dan pengawasan dari orang tua dan keluarganya akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi oleh orang dewasa. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya  didalam dirumah, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain misalnya di sekolah, inilah yang dialami Naura yang tidak begitu diawasi oleh kedua orang tuanya sehingga sikap hiperaktifnya terbawa sampai ke lingkungan sekolah.
 Terakhir yaitu anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi terhadap kesenangan umumnya akan hiperaktif karena mereka akan terus melakukannya karena mereka merasa senang. Seperti mencoret dinding yang dilakukan Naura adalah aktifitas yang menyenangkan.

D.    Prognosis
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Karena jika kita membatasi bahkan melarang dan memberikan hukuman kepada anak, hal seperti itu hanya akan memperburuk keadaan dan anak akan mengacuhkannya. Dan kita juga dapat melakukan menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan dia anak yang baik dan berikan apresiasi jika dia melakukan hal yang baik. Terakhir menjalin kerjasama dalam menangani anak hiperaktif dengan pihak sekolah.












E.     Treatment (Penanganan)
1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.

2) Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.

3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.

4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.



6) Terapi Bermain
Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak, minat dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas dan bekerja saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana pengobatan atau terapitik dimana sarana tersebut dipakai untuk mencapai aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan terapi.

7) Terapi Perilaku
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,

8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

9) Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan PECS (Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.

10) Terapi Biomedik
Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).

F.     Komentar
1.      Auliani Istiqomah  : Menurut saya anak tersebut termasuk tipe koleris karena anak tersebut banyak bergerak bahkan cenderung tidak bisa diam, berpotensi menjadi pemimpin dan tidak mudah diatur, karena tidak mudah menerima masukan dari orang lain.
2.      Istiqomah    : Naura termasuk anak yang koleris karena ia tidak bisa diam, tidak bisa fokus pada satu tujuan, punya kemauan sendiri, dan keras, Naura memiliki bakat pemimpin karena ia tidak suka diatur tetapi suka untuk mengatur.
3.      Mustika Yulianti  : Naura termasuk dalam tipe kepribadian koleris karena Naura dominan memiliki sifat yang menandakan kepribadian koleris seperti memiliki kemauan yang kuat, tidak bisa diam, dan suka bergaul.
4.      Siti Aisyah  : Naura tipe yang koleris karena anak tersebut sangat aktif atau super aktif yang sangat berbeda dari kebanyakan teman sebayanya/ berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang normal ia yang di miliki yaitu tipe yang tidak bisa memusatkan perhatian Kebanyakan Anak-anak dengan sifat hiperaktif ini biasanya jga mempunyai kecerdasan yang di atas rata-rata, Untuk itu, orangtua juga harus memperhatikan kecerdasannya dengan cara menyalurkan dan mengarahkan keaktifan mereka pada hal-hal yang positif seperti pada kegemaran dan hobi yang disukainya.
5.   Nina Wahyuni : Menurut saya Naura termasuk dalam anak yang berkepribadian koleris karena Naura memiliki sifat suka mengatur, tetapi tidak suka diatur sifat ini merupakan ciri anak koleris yang memiliki bakat memimpin dan dia memiliki banyak teman layaknya anak berkepribadian koleris yang memiliki banyak teman dan bisa dikatakan populer.
6.      Dewi Astuti :  Dari analisis yang ada saya menyimpulkan bahwa Naura memiliki ciri kepribadian koleris. Karena kepribadian koleris tidak bisa diam, populer, tidak suka diatur, tapi senang mengatur, layaknya sifat-sifat yang dimiliki Naura.









BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Anak Hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas. Kondisi ini juga disebut hiperkinetik. Ciri-ciri anak hiperaktif : tidak ada perhatian, impulsif, menentang, destruktif, tidak sabar, usil, dll. Penyebab anak menjadi hiperaktif karena ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang disekitarnya, kurangnya disiplin dan pengawasan dari orang dewasa, dan kepribadian anak yang berorientasi pada kesenangan. Penanganan yang dapat dilakukan dengan : Applied Behavioral Analysis, terapi wicara, terapi okupasi, terapi fisik, terapi sosial, terapi perilaku dll.
            Bimbingan dan Konseling menjadi sarana mengatasi anak hiperaktif baik bimbingan konseling yang dilakukan di rumah maupun di sekolah. Selain itu perlu ada kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua dalam menangani anak yang hiperaktif. Kerja sama yang baik antar semua pihak akan membantu memperbaiki kedepannya demi masa depan anak tersebut.

B.     Saran
Dengan adanya bantuan khusus dari orang tua, guru-guru, para dokter, atau lingkungan bermain, anak-anak hiperaktif akan mampu menangani masalah kurang pemusatan perhatian mereka atau hiperaktif dengan lebih baik. Mereka juga dapat menyalurkan tingkah laku hiperaktif mereka dalam suasana yang sesuai seperti latihan fisik atau senam. Oleh karena itu, lebih baik memilihkan aktivitas yang memberi mereka kebebasan gerak. Atau membuat diagnosis lengkap yang memerlukan penilaian dari seorang pakar yang berpengalaman dalam mengevaluasi beberapa hal yang bisa menimbulkan sikap yang tidak dapat memusatkan perhatian. Diagnosis dibuat dengan mempelajari corak tertentu tingkah laku anak-anak serta laporan tingkah laku mereka di rumah, dan disekolah. Beberapa kali perawatan hiperaktif yang berhasil melibatkan pendekatan multidisiplin yang melibatkan bidang pengobatan, psikologi, social, dan pendidikan. Untuk penanganan hiperaktif sebaiknya memiliki kelas khusus yang bisa menanganinya secara benar dan tepat.







DAFTAR REFERENSI







Tidak ada komentar:

Posting Komentar