MAKALAH
KARAKTERISTIK DAN PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF
MATA KULIAH
BIMBINGAN DAN KONSELING DI PAUD
TAHUN
PEMBELAJARAN 2013
DISUSUN OLEH :
NINA WAHYUNI
1205125094
DOSEN PEMBIMBING
: RAHMAN S.Pd, M.Pd
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Sang Maha
Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho Nya, penulis akhirnya mampu
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Karakteristik dan Penanganan Anak Hiperaktif".
Dalam makalah ini tersusun atas analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, dan treatment yang dapat diberikan untuk anak yang memiliki kepribadian hiperaktif.
Penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran
yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga makalah "Karakteristik dan Penanganan Anak Hiperaktif " ini bermanfaat bagi kita semua.
Semoga makalah "Karakteristik dan Penanganan Anak Hiperaktif " ini bermanfaat bagi kita semua.
Samarinda, 10
Desember 2013
Nina Wahyuni
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perilaku
siswa-siswi usia sekolah TK saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah
anak-anak yang sangat sulit di atur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak
memperhatikan pelajaran di kelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami
gangguan dalam perkembangannya yaitu gangguan hiperkinetik yang secara luas di
masyarakat disebut sebagai anak hiperaktif.
Anak
hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik.
Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur
dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk
tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong
pembicaraan guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu
yang diajarkan guru kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak
hiperaktif juga tidak bisa maksimal. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan
untuk membantu anak-anak yang hiperaktif tersebut supaya mereka dapat
memaksimalkan potensi diri dan meningkatkan prestasinya.
B.
Rumusan Masalah
-
Apa
pengertian anak hiperaktif ?
-
Bagaimana
ciri-ciri anak hiperaktif ?
-
Apa
faktor penyebab anak hiperaktif ?
-
Bagaimana
penanganan anak hiperaktif ?
C.
Tujuan Penulisan
-
Mengetahui
pengertian anak hiperaktif
-
Mengetahui
ciri-ciri anak hiperaktif
-
Mengetahui
faktor penyebab anak hiperaktif
-
Mengetahui
penanganan yang tepat untuk anak hiperaktif
BAB II
DASAR TEORI
A.
Pengertian Hiperaktif
Kata
hiperaktif digunakan untuk menyatakan suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukan
sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian impulsif (semaunya). Anak-anak
yang hiperaktif selalu bergerak. Mereka tidak mau diam bahkan dalam
situasi-situasi tertentu, misalnya ketika sedang mengikuti pelajaran di kelas
yangmenuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka tidak pernah merasakan
asyiknya permainan atau mainan yang umumnya disukai anak-anak lain seusia
mereka, sebentar-sebentar mereka bergerak untuk beralih dari permainan atau
mainan satu ke yang lain.
Anak hiperaktif adalah anak yang
mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau
attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut
sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu
kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome.
Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsive.
Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsive.
Ciri perilaku ini mewarnai
berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dr. Seto Mulyadi dalam
bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak
hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang
menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam,
tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.
Sani
Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah
gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan
gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.
B.
Ciri-Ciri
Anak Hiperaktif
1. Tidak ada perhatian
Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidakmampuan berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Dan sering tidak mendengarkan perkataan orang lain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.
Ketidakmampuan memusatkan perhatian atau ketidakmampuan berkonsentrasi pada beberapa hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Dan sering tidak mendengarkan perkataan orang lain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur.
3.
Impulsif
Sulit
untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaannya, bertindak
tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot
bunga pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih
dahulu akibatnya.
4. Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang, pembangkang atau tidak mau mengikuti peraturan.
4. Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki sikap penentang, pembangkang atau tidak mau mengikuti peraturan.
Misalnya,
penderita akan marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-coret
atau naik-turun tak mau berhenti. Dan penolakannya juga bisa dalam bentuk
cuek.
5. Destruktif
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi.
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi.
Sebaliknya
anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang
sudah tersusun rapi.
Terhadap
barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan
anak untuk menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif
sebaiknya dijauhkan dari barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.
6. Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.
7. Tidak sabar dan usil
Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak melakukan hal seperti itu.
6. Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.
7. Tidak sabar dan usil
Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran. “Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus membuat anak melakukan hal seperti itu.
C.
Faktor-Faktor
Penyebab Hiperaktif pada Anak
Beberapa
hal yang dapat menyebabkan perilaku hiperaktif ialah :
Kondisi saat hamil & persalinan. Misalnya
keracunan pada akhir kehamilan (ditandai dengan tingginya tekanan darah,
pembengkakan kaki & ekskresi protein melalui urin), cedera pada otak akibat
komplikasi persalinan.
Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh
benturan kuat pada kepala anak.
Tingkat keracunan timbal yang parah
dapat mengakibatkan kerusakan otak. Hal ini ditandai dengan kesulitan
konsentrasi, belajar dan perilaku hiperaktif. Polusi timbal berasal dari
industri peleburan baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang
tua. Obat untuk mengeluarkan timbal dari dalam tubuh hanya diberikan dibawah
pengawasan dokter bagi anak kadar timbalnya sudah sangat tinggi, karena obat
tersebut mempunyai efek samping.
Lemah pendengaran, yang disebabkan
infeksi telinga sehingga anak tidak dapat mereproduksi bunyi yang didengarnya.
Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak terkendali & perkembangan bahasanya
yang lamban. Segeralah hubungi dokter THT jika anak menunjukkan ciri berikut :
perkembangan bahasa yang lambat, lebih banyak memperhatikan mimik lawan bicara
& lebih banyak berreaksi terhadap perubahan mimik & isyarat.
Faktor psikis, yang lebih banyak
dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar. Meskipun jarang, hubungan
dengan anggota keluarga dapat pula menjadi penyebab hiperaktivitas. Contoh
kasus, orang tua yang bersikap sangat tegas menyuruh anak berdiri 15 menit di
pojok ruangan untuk mengatasi ketidakdisiplinannya. Tapi setelah 15 menit
berlalu, maka anak malah mempunyai energi berlebih yang siap meledak dengan
akibat lebih negatif dibanding kesalahan sebelumnya.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Analisis
-Identitas
Anak
Nama
Lengkap : Naura Asyifa
Nama
Panggilan : Naura
Tanggal
Lahir : Penajam, 25 Juli 2007
Umur : 6 tahun
Sekolah : TK Negeri Pembina
Penajam
Kelas : B
Hobi : Menari, bermain
sepeda, jalan-jalan
Naura adalah anak yang cantik, dan lucu.
Dia adalah anak pertama dari 2 bersaudara, dia memiliki adik yang baru berusia
4 bulan. Naura memiliki sifat yang periang, sangat aktif dibandingkan dengan
temannya yang lain, sangat lincah, tidak mau diam, suka berbicara, memiliki
banyak teman, jika duduk sering menggerak-gerakkan tangan atau kakinya (tidak
mau diam) . Naura ketika dirumah sangat suka bermain dengan ibu dan ayahnya
sampai-sampai terkadang orang tuanya kewalahan menemani atau mengawasi Naura
saat bermain, karena dia memiliki energi yang besar untuk terus bergerak
dan bermain.
Naura sangat suka mencoret-coret dinding
rumahnya, buku-buku dan majalah tidak peduli buku atau majalah itu milik orang
lain, Jika dilarang mencoret-coret dia akan mengacuhkan perintah tersebut.
Naura juga tidak sabar ketika dia menginginkan sesuatu, dia tidak suka
menunggu. Naura juga tipe anak yang tidak suka diatur. Tetapi dia suka mengatur
teman-temannya. Dan ketika disekolah Naura tidak betah duduk lama dibangku dia
suka berjalan disekitar ruangan kelas dan melakukan aktifitas lainnya. Naura
juga susah berkonsentrasi pada satu hal, karena dia mudah merasa bosan dan
mencari aktifitas lain (terus bergerak). Namun naura sangat menonjol dalam
bidang yang menuntut kemapuan fisik misalnya senam dan menari.
B.
Sintesis
Menurut analisis yang ada, saya menyimpulkan
bahwa Naura adalah anak yang hiperaktif dan bertindak sesukanya. Terlihat dari
aktifitas sehari-harinya yang tidak bisa diam duduk tenang dan manis, baik di lingkungan
rumah atau sekolahnya. Sikapnya yang tidak mau diatur tapi suka mengatur temannya
menunjukkan bakat kepemimpinannya. Naura bertindak sesuai dengan apa yang dia
tahu dan apa yang dia mau sehingga dia sering mengacuhkan atau mengabaikan
perkataan orang lain. Naura juga orang yang berkeinginan kuat.
C.
Diagnosis
Menurut
pengumpulan data dan kesimpulan yang telah saya sampaikan, penyebab utama Naura
bertingkah hiperaktif karena dia ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang
tuanya, karena dia merasa cemburu dengan adiknya yang masih berumur 4 bulan
yang mendapatkan perhatian lebih dibandingkan dia. Sehingga mungkin menyebabkan
dia tidak mau diam dan berusaha agar orang tuanya memperhatikan dia sama
seperti adiknya yang masih kecil.
Faktor
lainnya yaitu kurang disiplin dan pengawasan, maksudnya anak yang kurang
disiplin dan pengawasan dari orang tua dan keluarganya akan berbuat sesuka
hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi oleh orang dewasa. Jika anak
dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya didalam dirumah, maka anak tersebut akan
berbuat sesuka hatinya ditempat lain misalnya di sekolah, inilah yang dialami
Naura yang tidak begitu diawasi oleh kedua orang tuanya sehingga sikap
hiperaktifnya terbawa sampai ke lingkungan sekolah.
Terakhir yaitu anak yang memiliki kepribadian
yang berorientasi terhadap kesenangan umumnya akan hiperaktif karena mereka
akan terus melakukannya karena mereka merasa senang. Seperti mencoret dinding
yang dilakukan Naura adalah aktifitas yang menyenangkan.
D.
Prognosis
Langkah
awal yang dapat dilakukan adalah memberikan ruang gerak yang cukup bagi
aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Karena jika kita
membatasi bahkan melarang dan memberikan hukuman kepada anak, hal seperti itu
hanya akan memperburuk keadaan dan anak akan mengacuhkannya. Dan kita juga
dapat melakukan menjalin komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan dia
anak yang baik dan berikan apresiasi jika dia melakukan hal yang baik. Terakhir
menjalin kerjasama dalam menangani anak hiperaktif dengan pihak sekolah.
E.
Treatment (Penanganan)
1)
Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA
adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan
didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi
pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement
(hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi
inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.
2)
Terapi Wicara
Hampir
semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa.
Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang
non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang
bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya
untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi wicara
dan berbahasa akan sangat menolong.
3)
Terapi Okupasi
Hampir
semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan
cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan
kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting
untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4)
Terapi Fisik
Autisme
adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik
mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus
ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang
bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong
untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5)
Terapi Sosial
Kekurangan
yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan
interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi
2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial
membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan
teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.
6)
Terapi Bermain
Terapi
bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan gerak, minat
dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan kegiatan
kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas
dan bekerja saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana
pengobatan atau terapitik dimana sarana tersebut dipakai untuk mencapai
aktifitas baru dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan terapi.
7)
Terapi Perilaku
Anak
autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami
mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang
hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering
mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari
perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan
perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8)
Terapi Perkembangan
Floortime,
Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai
terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat
perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan
Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA
yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9)
Terapi Visual
Individu
autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers).
Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi
melalui gambar-gambar, misalnya dengan PECS (Picture Exchange Communication
System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan
komunikasi.
10)
Terapi Biomedik
Mereka
sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini
diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan
fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif,
pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan
dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak
anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi
dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).
F. Komentar
1.
Auliani
Istiqomah : Menurut saya anak
tersebut termasuk tipe koleris karena anak tersebut banyak bergerak bahkan
cenderung tidak bisa diam, berpotensi menjadi pemimpin dan tidak mudah diatur,
karena tidak mudah menerima masukan dari orang lain.
2.
Istiqomah : Naura termasuk anak yang
koleris karena ia tidak bisa diam, tidak bisa fokus pada satu tujuan, punya
kemauan sendiri, dan keras, Naura memiliki bakat pemimpin karena ia tidak suka
diatur tetapi suka untuk mengatur.
3.
Mustika
Yulianti : Naura termasuk dalam
tipe kepribadian koleris karena Naura dominan memiliki sifat yang menandakan
kepribadian koleris seperti memiliki kemauan yang kuat, tidak bisa diam, dan
suka bergaul.
4.
Siti
Aisyah :
Naura tipe yang koleris karena anak
tersebut sangat aktif atau super aktif yang sangat berbeda dari kebanyakan teman
sebayanya/ berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang normal ia yang di miliki
yaitu tipe yang tidak bisa memusatkan perhatian Kebanyakan Anak-anak dengan
sifat hiperaktif ini biasanya jga mempunyai kecerdasan yang di atas rata-rata,
Untuk itu, orangtua juga harus memperhatikan kecerdasannya dengan cara
menyalurkan dan mengarahkan keaktifan mereka pada hal-hal yang positif seperti
pada kegemaran dan hobi yang disukainya.
5. Nina
Wahyuni : Menurut
saya Naura termasuk dalam anak yang berkepribadian koleris karena Naura
memiliki sifat suka mengatur, tetapi tidak suka diatur sifat ini merupakan ciri
anak koleris yang memiliki bakat memimpin dan dia memiliki banyak teman
layaknya anak berkepribadian koleris yang memiliki banyak teman dan bisa
dikatakan populer.
6.
Dewi
Astuti : Dari analisis yang ada saya menyimpulkan bahwa
Naura memiliki ciri kepribadian koleris. Karena kepribadian koleris tidak bisa
diam, populer, tidak suka diatur, tapi senang mengatur, layaknya sifat-sifat
yang dimiliki Naura.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Anak
Hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas. Kondisi ini juga disebut hiperkinetik. Ciri-ciri anak
hiperaktif : tidak ada perhatian, impulsif, menentang, destruktif, tidak sabar,
usil, dll. Penyebab anak menjadi hiperaktif karena ingin mendapatkan perhatian
lebih dari orang disekitarnya, kurangnya disiplin dan pengawasan dari orang
dewasa, dan kepribadian anak yang berorientasi pada kesenangan. Penanganan yang
dapat dilakukan dengan : Applied Behavioral Analysis, terapi wicara, terapi
okupasi, terapi fisik, terapi sosial, terapi perilaku dll.
Bimbingan
dan Konseling menjadi sarana mengatasi anak hiperaktif baik bimbingan konseling
yang dilakukan di rumah maupun di sekolah. Selain itu perlu ada kerja sama
antara pihak sekolah dan orang tua dalam menangani anak yang hiperaktif. Kerja
sama yang baik antar semua pihak akan membantu memperbaiki kedepannya demi masa
depan anak tersebut.
B.
Saran
Dengan
adanya bantuan khusus dari orang tua, guru-guru, para dokter, atau lingkungan
bermain, anak-anak hiperaktif akan mampu menangani masalah kurang pemusatan
perhatian mereka atau hiperaktif dengan lebih baik. Mereka juga dapat menyalurkan
tingkah laku hiperaktif mereka dalam suasana yang sesuai seperti latihan fisik
atau senam. Oleh karena itu, lebih baik memilihkan aktivitas yang memberi
mereka kebebasan gerak. Atau membuat diagnosis lengkap yang memerlukan
penilaian dari seorang pakar yang berpengalaman dalam mengevaluasi beberapa hal
yang bisa menimbulkan sikap yang tidak dapat memusatkan perhatian. Diagnosis
dibuat dengan mempelajari corak tertentu tingkah laku anak-anak serta laporan
tingkah laku mereka di rumah, dan disekolah. Beberapa kali perawatan hiperaktif
yang berhasil melibatkan pendekatan multidisiplin yang melibatkan bidang
pengobatan, psikologi, social, dan pendidikan. Untuk penanganan hiperaktif
sebaiknya memiliki kelas khusus yang bisa menanganinya secara benar dan tepat.
DAFTAR REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar